Monday, March 22, 2010

Perpustakaan Sekolah Adalah Jantung Sekolah

-->Pasti semua pada setuju dengan pepatah "Perpustakaan Sekolah adalah Jantungnya Sekolah" tapi apakah sedah terlaksana dengan semestinya???

Coba kita lihat perpustakaan sekolah di Indonesia, masih banyak yang jauh dari semestinya. Jangankan perpustakaan sekola, perpustakaan perguruan tinggi saja masih banyak yang tidak layak untuk menjadi perpustakaan yang semestinya perpustakaan. Perpustakaan cuma tempat simpan buku-buku paket dan skripsi-skripsi mahasiswa dan tak jarang juga dijadikan tempat untuk menyimpan berkas-berkas administrasi sehingga layaknya gudang.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mempunyai kurikulum yang jelas dengan resources yang memadai. Perpustakaan dengan resources yang baik dan cukup merupakan hal yang utama selain bahan-bahan pembelajaran untuk guru (teacher's resources) maupun buku text sehingga akhirnya dapat menunjang proses belajar mengajar.


Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) menyatakan "Keadaan perpustakaan sekolah saat ini masih memprihatinkan. Dari data direktorat tenaga kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa dari sekitar 250.000 sekolah di Indonesia, hanya sekitar 21.000 sekolah yang memiliki perpustakaan. Dari 21.000 perpustakaan tidak semua memiliki tenaga perpustakaan yang terdidik atau profesional. Data juga menunjukkan bahwa 94% tenaga perpustakaan sekolah di Indonesia tidak berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan, hanya 6% yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan".



Dengan kata lain keadaan Perpustakaan Sekolah di Indonesia masih sangat menyedihkan sekali. Dibandingkan dengan negara tetangga kita, Perpustakaan Sekolah Indonesia masih sangat jauuuuuuuuuh tertinggal.



Jadi siapakah yang patut disalahkan dalam hal ini??? Tidak ada yang patut disalahkan.... Disini dituntut banyak peran tidak saja kepada Pemerintah tapi juga Kepala Sekolah, Pemilik Sekolah, Guru dan Pustakwan itu sendiri. Pemerintah telah memberi dana BOS untuk sekolah-sekolah di Indonesia dan dalam hal ini Kepala Sekolah dan Pemilik Sekolah dituntut untuk dapat menyisihkan minimal 5% dari dana sekolah diperuntukan kepada perpustakaan. Pustakwan juga dituntut untuk proaktif dalam menjalankan tugasnya. Kalau hal ini terus berlanjut secara berkelanjutan dipastikan perpustakaan sekolah Indonesia akan mulai dapat berkembang selayaknya karena sekolah tanpa perpustakaan ibarat sekolah yang hidup segan mati tak mau.



Sunday, March 21, 2010

Geng Kemoceng: Kelakuan Mahasiswi Otak Melenceng




Judul Buku: Geng Kemoceng: Kelakuan Mahasiswi Otak Melenceng

Pengarang: Ade Jayadireja

ISBN: 602-8066-524

Penerbit: Bukune

Sumber: Koleksi Pribadi




Akhir pekan, nyantai dirumah baca buku sambil menum kopi serasa nikmatnya dunia ini… apa lagi baca buku komedi lebih nikmat lagi sehingga lupa sejenak dengan maslah yang ada….


Nah, Ni buku judulnya "Geng Kemoceng: Kelakuan Mahasiswi Otak Melenceng" karya Ade Jayadireja di jamin kamu bakal tertawa sendiri dengan tingkah 4 cewek yang gila abies...


Dibuku ini ditulis Non-Fiksi Komedi, berarti itu adalah cerita nyata, mukin itu merupakan kisah nyata si Ade dan teman-temannya (Nana, Dara, Desi dan Ajeng) yang dimulai dari jadi mahasiswa baru….



"Pas suasana di dalam kereta lagi hening tiba-tiba Dara narik celana jeans gua ke bawah. Berhububg gue gak pakai ikat pinggang, alhasil celana jens gua melorot dengan mudahnya lalu celana dalam pink gue pun keliatan dengan jelas. Jeans gue bener-bener melorot sampai lantai. Semua orang digerbong pada ngeliatin.

Gue cepet-cepet narik jeans gue ke atas, tapi gak bisa karena Dara nginjek celana gue. Semua rang ketawa ngeliatin gue denagn pandangan aneh. Mulai dari tukang jeruk, abang tukang topeng monyet, penumpang, semuanya ngeliatin celana dalem pink gueyang menawan itu. Gue Cuma berharap semoga mata mereka gak panuan setelah melihat kejadian ini. Gue masih berusaha narik celana jeans gue. Dan tentunya celana dalam gue masih diliatin sama orang satu gerbong. Oh….sempruuul!

“Dar… Lepasin, Dar!” seru gue sambil berusaha narik jeans gue.

“Hahaha….” Dara malah ketawa.


Tiba-tiba Ines berhenti di depan meja Ajeng. Dia meratiin kertas yang ada didepannya.

"Nama kamu Ayieng?" tanya Ines dalam bahasa Belanda.

"Eh bukan, Bhu. Nama saya Ajeng" kata Ajeng.

"A-Yeng?" Ines gak nangkep.

"A-J-E-N-G!"

"Eyeng?"

"Bukan, Bhu, AJENG. Pake je-je-je."

"Ejeng?"

"Yah... panggil aja saya tongseng, Bhu" Ajeng nyerah.

"Tongseng? Hmmm.... nama yang lucu," kata si INes.

Walah, satu lagi kasus bule bolot. tapi orang BElanda memang susah banget ngucapin huruf J karena di negara mereka gak ada huruf J. Di sana , huruh J dibaca Y."



Oups… buku ini tidak cocok untuk murit SD dan SMP.


untuk informasi lebih lanjut bisa kamu beli bukunya di toko buku terdekat atau www.bukune.com.

Gotta Keep Reading

Awesome video for promote reading in the school